Membantu Fakir Miskin Adalah Sikap Positif Terhadap Pancasila Sila Ke
Berikut Sikap Positif Sila Pertama Pancasila
Penghormatan Terhadap Keberagaman Agama: Sikap positif terhadap Sila Pertama mencerminkan penghargaan terhadap keberagaman keyakinan agama. Individu dengan sikap ini mengakui bahwa setiap orang memiliki hak untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai keyakinannya.
Individu yang memiliki sikap positif terhadap Sila Pertama menerapkan prinsip toleransi terhadap agama-agama lain. Mereka menghormati perbedaan dan mencari persamaan nilai-nilai spiritual yang dapat mempererat hubungan antaragama.
Sikap positif terhadap Sila Pertama juga mencakup penghayatan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Individu ini menjadikan keyakinan terhadap Tuhan sebagai sumber inspirasi untuk berbuat baik dan menghargai sesama.
Individu dengan sikap positif terhadap Sila Pertama menganggap agama sebagai landasan moral yang memandu perilaku dan tindakan mereka. Mereka berusaha menjalankan prinsip-prinsip agama dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap positif terhadap Sila Pertama mencerminkan penghargaan terhadap prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yaitu “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.” Ini mencerminkan keragaman dalam kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Individu dengan sikap positif terhadap Sila Pertama menghormati tempat-tempat ibadah dan praktik keagamaan sesuai keyakinan. Mereka menghargai pentingnya tempat-tempat tersebut bagi umat beragama.
Sikap positif terhadap Sila Pertama Pancasila membantu membangun kerukunan antaragama, harmoni sosial, dan spiritualitas yang mendalam dalam masyarakat. Hal ini penting dalam menjaga keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan kepentingan bersama dalam bingkai negara yang demokratis dan berkeadilan.
Pelajari apa tujuan zakat fitrah, manfaat, ketentuan, dan tata cara pelaksanaannya bagi umat Islam. Pahami makna mendalam di balik ibadah wajib ini.
Pelajari tujuan zakat sebagai ibadah sosial dalam Islam. Temukan makna, manfaat, dan hikmah menunaikan zakat bagi pemberi dan penerima.
tirto.id - Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia. Dia dalamnya memuat nilai-nilai yang sarat dengan keluhuran kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai pedoman, maka Pancasila mesti mengakar di jiwa dan semangat seluruh lapisan masyarakat.
Pancasila juga sebagai ideologi bangsa Indonesia. Mengutip laman Belajar Kemdikbud, Pancasila menjadi pegangan bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila di dalamnya penerapannya dilakukan pada semua lini lingkungan
Perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan. Misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Mengutip buku PKn 2 (2009) terbitan Depdiknas, berikut ini beragam contoh perilaku positif terhadap sila-sila Pancasila di ketiga lingkungan tersebut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Di lingkungan keluarga
- Melakukan ritual keagamaan sesuai agama masing-masing seperti berdoa sebelum bekerja.
- Melaksanakan acara pernikahan, selamatan anak, hingga upacara kematian.
- Melakukan syukuran saat memperoleh kebahagiaan atau karunia Tuhan.
- Bersilaturahmi ke sesama anggota keluarga.
b. Di lingkungan sekolah
- Mengikuti ceramah keagamaan
- Ikut serta dalam lomba kegiatan keagamaan
- Menghormati para guru
- Berdoa saat memulai dan mengakhiri pelajaran
c. Di lingkungan masyarakat
- Menjalankan ibadah menurut tata cara agama masing-masing
- Menyumbang untuk pembangunan sarana dan kegiatan ibadah
- Menengok dan membantu tetangga yang mengalami musibah, sakit, atau ada keluarga yang meninggal.
- Berpartisipasi kegiatan agama di masyarakat.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Di lingkungan keluarga
- Mencintai, menghormati, dan menaati orang tua
- Menjunjung tinggi nilai luhur keluarga dengan penuh ketulusan
- Menjaga nama baik keluarga di masyarakat
- Menjadi pribadi yang mudah menghargai
b. Di lingkungan sekolah
- Menjunjung tinggi kesopanan dalam pergaulan di sekolah
- Melaksanakan program sekolah dalam bidang kemanusiaan
- Tidak merendahkan dan menyakiti perasaan teman
- Mengembangkan sikap tenggang rasa
c. Di lingkungan masyarakat
- Membantu korban bencana alam
- Memberi sedekah untuk fakir miskin
- Tidak memfitnah orang lain
- Meminta izin saat meminjam barang milik orang lain
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Di lingkungan keluarga
- Mencintai sesama anggota keluarga dan membina kerukunannya
- Mengutamakan kepentingan keluarga dari kepentingan pribadi
- Tidak memaksakan kehendak pada anggota keluarga
- Menyayangi, menghormati, menghargai, dan saling membantu di antara sesama anggota keluarga
b. Di lingkungan sekolah
- Menghindari sikap dan perilaku yang mencemarkan nama baik sekolah
- Saling menghormati teman, guru dan petugas sekolah
- Mengutamakan kepentingan sekolah
- Bergaul tanpa mengejek dan membedakan suku, agama, ras, dan golongan
c. Di lingkungan masyarakat
- Mengembangkan transmigrasi
- Turut serta dalam sistem keamanan lingkungan dan bela negara
- Saling tukar kesenian daerah
- Bergaul dengan masyarakat tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
a. Di lingkungan keluarga
- Membangun rumah dengan dimusyawarahkan lebih dahulu
- Musyawarah pembentukan panitia acara perkawinan, khitanan, atau tamasya
- Pembagian harta waris melalui musyawarah
- Pembagian tugas kerja di rumah bersama anggota keluarga.
b. Di lingkungan sekolah
- Pemilihan ketua kelas, pengurus, dan ketua OSIS
- Pemilihan ketua regu Pramuka
- OSIS mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
- Melakukan diskusi kelas
c. Di lingkungan masyarakat
- Perumusan dan pengesahan rencana anggaran pendapatan dan belanja pembangunan di tingkat desa
- Pembangunan Balai Desa
- Pembangunan sarana umum bagi masyarakat
- Pemilihan ketua RT, RW, pengurus LKMD, hingga kepala desa
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Di lingkungan keluarga
- Mengutamakan kebutuhan sekolah sebelum kebutuhan lainnya
- Melakukan pembagian waktu untuk belajar, bermain, dan membantu orang tua
- Berlatih diri dengan keterampilan atau hasta karya
- Berbagi rasa dengan keluarga lain yang memerlukan pertolongan
b. Di lingkungan sekolah
- Gemar menabung dan menghemat uang jajan
- Tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan
- Melakukan pengadaan sarana belajar dengan wajar
- Bekerja keras untuk meraih prestasi
c. Di lingkungan masyarakat
- Melakukan kegiatan sosial
- Menggalakan program jaring pengaman sosial tepat sasaran
- Menggalakan program padat karya dan memanfaatkan lahan tidur
- Menggiatkan gerakan nasional orang tua asuh
Ada banyak sekali orang yang rata-rata hidup dengan ekonomi yang rendah di sekitar kita. Untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sudah sangat sulit, apalagi memenuhi kebutuhan lainnya. Menurut konstitusi negara kita, orang yang tergolong ke dalam tidak mampu adalah anak yatim, fakir miskin, orang yang membutuhkan dan terlantar. Fakir miskin memang seharusnya dipelihara oleh negara, tetapi bisa jadi orang yang sedang mengalami kesulitan keuangan mungkin harus mempertahankan diri karena alasan anggaran.
Jika kita ingin membantu orang yang kesulitan ekonomi atau fakir miskin, anak yatim piatu, dan lain-lain, kita harus melakukannya dengan cara memberikan pendidikan yang baik. Tidak hanya sekedar memberikan uang, akan tetapi lebih baik kita memberi yang bermanfaat untuk bisa berubah menjadi lebih baik.
Berikut ini adalah tips dan kiat yang baik untuk membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi:
Jika kita ahli dalam bisnis, jadilah mentor dan investor bagi para pengangguran dan orang miskin. Beri mereka pekerjaan atau modal untuk mengembangkan bisnis mereka yang sudah ada. Maka jangan menyerah begitu saja, terus dikendalikan dan dibimbing agar bisnisnya dapat maju.
Jika ingin membantu masyarakat kurang mampu, kita bisa berbagi ilmu dengan mereka tentang ilmu atau keterampilan yang dapat berguna untuk mendapatkan penghasilan yang besar sehingga Anda dapat mandiri di masa depan. Jika perlu, biayai kursus atau sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Jika seseorang yang kita bantu mengalami kesulitan belajar dan bekerja di bawah instruksi, maka, kita fokus untuk meningkatkan generasi mudanya seperti anak, cucu, dan lain-lain. Kita jadikan generasi-generasi muda dari mereka untuk menjadi generasi yang berkualitas dan mandiri dengan cara mengarahkan dan menjadi pengasuh mereka. Jika perlu, kita bisa menyekolahkan mereka agar bisa memperoleh pendidikan yang layak dan nantinya dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga.
Jangan terlalu sering membantu orang-orang yang kita rasa mereka sudah dapat untuk menghadapi masalah hidupnya sendiri. Kita bantu mereka dengan sewajarnya dan sudahi bantuan ketika mereka sudah dapat hidup dengan semestinya. misalnya seperti membiayai pengobatan rumah sakit, membiayai biaya sekolah yang sudah menunggak, memberi makan dan minum orang yang kelaparan, membantu biaya renovasi rumah tak layak dari orang tak mampu, dan lain-lain.
Bagi orang miskin yang sudah tua, sakit dan lain-lain. Mereka yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, kita hanya bisa membantu mereka semua. Bantuan, mulai dari sandang, pangan, papan dan berbagai kebutuhan penunjang lainnya. Sebagai manusia, kita memiliki kewajiban untuk saling membantu.
Anda dapat mulai membantu fakir miskin yang sedang membutuhkan dengan disekitar wilayah Anda tinggal, namun jika disekitar tidak ada, Anda bisa menyalurkan bantuan ke sebuah yayasan yang memang sudah terpercaya.
Salah satu lembaga penyaluran sedekah dan zakat adalah Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat (YKBIK) dapat membantu menerima dan menyalurkan dana zakat ataupun donasi dalam bentuk tunai atau barang bantuan lainnya untuk disalurkan kepada penerima yang berhak dan membutuhkan.
Jika Anda ingin menyalurkan donasi Anda ke Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat (YKBIK). Anda bisa menyalurkan nya dengan mengakses website Ykbik atau dengan mengirimkan donasi melalui rekening berikut ini :
BRI : 3313-01-000795-50-4
Mandiri : 167-00-0245958-3
Muamalat : 4580003446
A/n Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ ومَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (QS. An-Nisa, 4: 36)
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah, 2: 177)
فَـَٔاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung. (QS. Ar-Rum, 30: 38)
يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah, 2: 215)
Tidak membiarkannya terlantar
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. (QS. Al-Ma’un, 107: 1-3)
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (٤٢) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (٤٣) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (٤٤)
“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin. (QS. Al-Muddatstsir, 74: 42-44)
Tidak menghardik mereka
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلا تَقْهَرْ (٩)وَأَمَّا السَّائِلَ فَلا تَنْهَرْ (١٠) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (١١)
Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur) (QS. Ad-Dhuha, 93: 9-11)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Dari Abdullah ibn Amr: Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Islam manakah yang paling baik? Beliau menjawab: Kamu memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal. (HR. Bukhari)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرْىٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ مِنَ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ
Muslim mana saja yang memberi pakaian orang Islam lain yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah akan memberinya pakaian dari hijaunya surga. Muslim mana saja yang memberi makan orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan di surga. Lalu muslim mana saja yang memberi minum orang yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman dari Al-Rahiq Al-Makhtum. (HR. Abu Dawud)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ – وَأَحْسِبُهُ قَالَ ، يَشُكُّ الْقَعْنَبِىُّ – كَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ « اللَّهُمَّ أَحْيِنِى مِسْكِينًا وَأَمِتْنِى مِسْكِينًا وَاحْشُرْنِى فِى زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « إِنَّهُمْ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا يَا عَائِشَةُ لاَ تَرُدِّى الْمِسْكِينَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ يَا عَائِشَةُ أَحِبِّى الْمَسَاكِينَ وَقَرِّبِيهِمْ فَإِنَّ اللَّهَ يُقَرِّبُكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi)
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 2958 0 R/ViewerPreferences 2959 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ½YKoÛ8¾ð˜£TÀ4¢HE¥vÕ�x- Å¢íAmœ¬�ÆÎ6öaÿý)'ÙT–£ÚÔú`ËÉùæ›!gÈéÇ?·«›âûÞ¾íÇÛmñý¯å5|îg›û¯ýìŸûe^Ü®ÖÅvµY÷ÓÝ·iº\×ËŸïÞÁÅà=ôG©‚Û‡nçïn‡%?!£B‚Œ$tÀHÄáç²ÛùôÖݱ]vÁ �)N¸.CÂ|¿ëvúÉ]q»”0ØÀåÌv^ªµb8¬n拇~`À¡d7ݳbH¡I‚ŠBB5dwë-v¥ŒZôFÝÎgü¯�}ìv†8ÓïHvƒRQ(ÍI<£<§h©[_l¶ÛÍ]½¹?l6Û's»Ó-â^GèÏ�vÓ÷É è3dÎ5a0A¸ &QÀ´0N÷
Sikap positif terhadap Sila Pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa,” melibatkan pengakuan, penghormatan, dan penerimaan terhadap prinsip dasar ini sebagai pijakan moral dan spiritual dalam kehidupan individu dan masyarakat.